Jauh Mengetahui Rafflesia Arnoldii, Bunga Berbau Khas Asal Bengkulu
Info Jauh Bunga Rafflesia Arnoldii yang Sangat Unik – Bengkulu – Rafflesia arnoldii merupakan salah satu flora langka di Indonesia yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Bunga ini memiliki aroma bau busuk yang khas yang berguna dalam proses penyerbukan.
Selain langka, ternyata bunga ini termasuk bunga terbesar di dunia lho detikers. Penasaran bagaimana bunga Rafflesia arnoldii ini? Berikut detikSumbagsel rangkum untuk kamu.
Bentuk Fisik Bunga Rafflesia Arnoldii
Dikutip dari buku Mengenal Aneka Flora & Fauna Indonesia karya Wahyu Annisha, bunga ini tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Bunga Rafflesia arnoldii tumbuh secara merambat sehingga mengisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inangnya.
Bunga ini mempunyai lima daun mahkota dan ketika mekar diameternya dapat mencapai satu meter dengan berat sekitar 11 kilogram serta tinggi mencapai 50 centimeter. bunga ini bersembunyi selama berbulan-bulan di dalam tubuh inangnya. Ia muncul hanya saat mekar, saat mekar pun umurnya hanya seminggu.
Sejarah Penemuan dan Penamaan Bunga Rafflesia Arnoldii
Berdasarkan buku berjudul Rafflesia Pesona Bunga Terbesar di Dunia yang dilansir website Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan karya Agus Susatya, sejarah penemuan bunga Rafflesia arnoldii berawal dari seorang dokter bernama Dr. Joseph Arnold yang juga seorang pecinta alam melihat bunga ini di pedalaman Manna, Bengkulu Selatan pada tahun 1818.
Proses penamaan pertama kali untuk jenis Rafflesia merupakan suatu cerita yang sangat menarik. Tidak seperti yang diyakini secara umum, sebetulnya orang asing yang pertama melihat jenis Rafflesia bukannya Stamford Raffles ataupun Dra Joseph Arnold, melainkan Louis Auguste Deschamp yang merupakan seorang dokter dan penjelajah alam asal Prancis yang pada akhir abad ke-18 berlayar ke Jawa.
Ia sempat ditangkap oleh Belanda. Namun oleh Gubernur Jenderal Belanda saat itu, Van Overstraten, Deschamp tidak ditahan dan diminta untuk melakukan ekspedisi di Pulau Jawa selama tiga tahun dari 1791 sampai dengan 1794.
Louis Auguste Deschamp menjelajahi Pulau Jawa, mengumpulkan spesimen, dan menulis draf “Materials towards a flora of Java”. Ia pertama kali melihat dan menggambarkan Rafflesia di Pulau Nusakambangan pada 1797, 20 tahun sebelum penemuan Dr. Joseph Arnold.
Setahun kemudian pada 1798, Deschamp pulang ke Perancis dengan semua koleksinya. Saat mendekati Selat Inggris, kapalnya ditangkap dan semua koleksinya dirampas oleh Inggris.
Pada saat itu, setelah melihat rampasan koleksi spesimen, para ahli botani Inggris sadar bahwa Deschamp telah menemukan jenis yang sangat unik dan tidak pernah dilihat sebelumnya, dan ada semacam kompetisi rahasia antar ahli botani tentang siapa yang akan menerbitkan jenis yang sangat menakjubkan itu.
Mereka juga berpendapatan siapapun orangnya, jenis yang mencengangkan itu harus dideskripsikan atau dinamakan oleh orang Inggris, bukan Belanda apalagi Perancis. Sehingga Raffles, yang saat itu sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Bengkulu, memerintahkan William Jack untuk segera mendeskripsikan jenis yang ditemukan di Bengkulu Selatan.
Ungkapan Penemu Ternama
William Jack merupakan seorang dokter dan penjelajah alam, yang menggantikan Dr Joseph Arnold. Artikel William Jack menamakan jenis tersebut sebagai R. titan, dan dikirimkan ke London pada bulan April 1820. Malangnya artikel dari William Jack secara misterius tidak langsung diterbitkan.
Sampai kemudian Robert Brown membacakan penemuan yang menggemparkan di hadapan anggota Linnean Society pada tanggal 30 Juni 1820. Artikel dari William Jack akhirnya diterbitkan pada bulan Agustus 1820. Robert Brown menamakan jenis baru sebagai Rafflesia arnoldii R.Br.
R. Br. merupakan singkatan dari Robert Brown. Nama jenis ini merupakan nama yang digunakan untuk menghormati Sir Stamford Raffles dan Dr. Joseph Arnold. Walaupun pertama kali dideskripsikan, tetapi karena dipublikasikan terlambat, maka Rafflesia titan tidak dipakai sebagai nama jenis baru, tetapi dianggap sebagai sinonim dari Rafflesia arnoldii.
Kejadian di atas merupakan ironi yang sangat besar, karena William Jack lah yang mengirimkan beberapa spesimen dari Bengkulu Selatan yang boleh jadi digunakan oleh Robert Brown untuk mendeskripsikan jenis baru tersebut.
Empat tahun setelah artikel dari Robert Brown ini, bunga yang dilihat oleh Deschamp di Nusakambangan dinamakan Rafflesia patma oleh C.L. Blume pada tahun 1825. C.L. Blume adalah seorang Belanda keturunan Jerman yang menjabat sebagai direktur Kebun Raya Bogor saat itu.
Demikian informasi yang detikSumbagsel rangkum mengenai bunga Rafflesia Arnoldii ini, semoga bermanfaat ya detikers!